Saat Anda
akan melakukan suatu liputan langsung ke lapangan dalam suatu acara, ada
beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan. Hal tersebut saya tulis berdasarkan
pengalaman pribadi saya saat menjadi reporter lapangan untuk RSPD Suara
Banjarnegara pada acara Kirab Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara ke 180. Semoga
bisa bermanfaat dan menambah referensi. Caio!
DOS:
1. Schedule Research.
Cari tahu jadwal acaranya terlebih dahulu, mulai dari judul, tema/tajuk, jam
dimulai, tempat pelaksanaan, siapa saja yang hadir, bagaimana susunan acaranya.
Cari info sebanyak mungkin mengenai acara tersebut agar tidak terlewatkan
banyak momen menarik.
2. Siapkan
amunisi. Persiapkan notebook dan
pulpen, serta alat perekam (bisa kamera, maupun voice recorder) di dalam satu tempat sehari sebelumnya. Re-check sebelum berangkat meliput. Alat
perekam sangat bermanfaat untuk membantu mendokumentasi apabila ada yang luput
dari yang ditulis sehingga bisa dilihat ulang pasca-liputan.
3. Bagi
tugas. Jika Anda bersama partner yang lain, lakukan pembagian tugas yang jelas
dan rinci. Seperti halnya bagian memegang alat perekam, mencatat hal-hal
penting dan hasil wawancara, mencatat pandangan mata, dan melakukan wawancara.
4. Fokuskan
tujuan. Yakinkan diri Anda tentang apa yang akan Anda buat sebagai hasil
liputan nanti. Ada beberapa jenis tulisan yang bisa dihasilkan:
- Berita liputan. Jika Anda ingin
menuliskan sebuah berita liputan, kedepankan point 5W+1H. Cari info secara umum
dan mencakup keseluruhan komponen acara ini. Usahakan menulis apa yang Anda
lihat saja secara objektif, tanpa menyelipkan opini dan komentar pribadi Anda
mengenai acara tersebut.
- Esai. Kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan untuk acara tersebut kedepannya. Jika Anda
menginginkan menulis esai, hal penting yang harus diperhatikan adalah tentang
deskripsi acara (1/3 dari tulisan keseluruhan); kelebihan dan kekurangan acara;
opini Anda; serta kesimpulan dan saran.
- Press
Release. Menarik jika Anda bisa membuat suatu rilis
pers yang memuat sesuatu yang menarik dari acara tersebut sehingga bisa menjual
keunggulan lingkup yang lebih luas (dalam kasus saya adalah Banjarnegara).
Rilis pers ini ditujukan untuk diterbitkan di media masyarakat. Rilis pers
tidak harus berita tentang 5W+1H saja, namun berikan cerita menarik yang bisa
mendorong lakon media menganggap karya Anda pantas untuk dipublikasikan.
Contoh: Seorang Turis Asal Rusia Antusias Memarak Ikan di Festival Serayu
Banjarnegara. Jual berita yang menarik yang fokus pada turis tersebut.
- Cerita fiksi. Menjadi tulisan
yang menarik saat anda bisa mengisahkan suatu liputan dengan menggunakan cerita
yang fiksi namun tetap berdasarkan riset yang Anda lakukan. Baik dalam bentuk
cerpen, puisi, maupun sajak lainnya.
5. Susun
daftar pertanyaan secara umum yang akan digunakan saat wawancara; mengenai
deskripsi acara, pendapat narasumber, dan harapan kedepan mengenai acara
tersebut. Pertanyaan bagi narasumber secara khusus dapat dibuat saat ada di
lapangan, memperhitungkan momen yang ada.
6. Pakailah
pakaian yang simple namun sopan, seperti halnya sepatu kets, celana jins,
kemeja, dan tas ransel. Buat diri Anda senyaman mungkin untuk berpindah dan
bergerak.
7. Jika
acara bersifat statis atau berpindah-pindah, siapkan kendaraan yang dibutuhkan.
Misal: Kirab Panji Lambang Daerah Hari Jadi Banjarnegara yang harus dilakukan
mulai dari Banjarmangu hingga Alun-alun. Bagi tugas dengan tim dan terus kejar
menggunakan sepeda motor di depan rombongan kirab untuk mendapatkan momen.
8. Berangkat
maksimal 30 menit sebelum acara dimulai. Perhatikan keadaan sekitar dan cari
beberapa spot yang bisa Anda jamah untuk memaksimalkan liputan Anda. Jika
jaraknya jauh, tentukan dimana saja Anda akan siaga.
9. Cari
celah! Ikuti acara yang ada dan cari celah untuk mendapatkan momen-momen yang
menarik. Misalnya: Saat gunungan kirab diturunkan, ada seorang ibu yang sudah
mempersiapkan kantong kresek kitam yang sangat besar untuk menghimpun hasil
‘rebutan’nya.
10.Kurang
puas? Jangan takut untuk wawancara! Selain berguna untuk menyempurnakan validnya
berita, wawancara juga berguna untuk menayakan subjektifitas dari peserta
acara. Masih dengan contoh Ibu di atas, Anda bisa menanyakan alasan beliau
membawa kantong keresek besar, dan apa makna gunungan baginya. Selain itu, Anda
bisa mendapatakan penilaian masyarakat secara keseluruhan dengan cara bertanya.
Malu bertanya, Anda mendapatkan nihil.
11. Untuk
wawancara, ada beberapa hal yang penting diperhatikan:
- Siapkan alat perekam. Jika Anda
sendirian, andalkan saja alat perekam dan tidak usahmenulis di notebook, karena hanya akan mengaburkan
fokus Anda.
- Sebelumnya, ajak narasumber
bersalaman (tradisi Jawa yang sangat efektif untuk menunjukkan keramahan Anda
pada narasumber). Selanjutnya perkenalkan diri Anda, darimana, dan sampaikan
tujuan Anda. Mintalah izin untuk mewawancara, jika narasumber tidak berkenan,
jangan dipaksakan dan langsung cari narasumber lain dengan mengucapkan
terimakasih sebelumnya. Jika narasumber bersedia, cari tempat yang nyaman untuk
mengobrol dan merekam suara (menjauhi noise
yang berlebih).
- Tanyakan dua atau tiga pertanyaan
bagi narasumber biasa, dan tiga atau lebih pertanyaan bagi narasumber yang
berwenang (dalam hal ini ketua panitia, pejabat, dsb)
- Pertanyaan tambahan disampaikan
dengan singkat dan tetap pada fokus bahasan.
DON’TS:
1. Jangan
mengajak teman yang tidak berkepentingan, karena hanya akan mengganggu
kelancaran liputan.
2. Tidak
perlu membawa barang dan uang yang terlalu banyak. Anda tidak akan membeli
apapun selain barang-barang yang sangat penting seperti tarif parkir atau sumbangan.
3. Jangan
biarkan baterai alat perekam ataupun kertas habis. Persiapkan matang-matang
sehari sebelum liputan.
4. Saat
melakukan wawancara, to the point!
Jangan bertele-tele dan blunder. Jika
ada pertanyaan tambahan, sampaikan dengan singkat dan jelas.
Aninda
K. Dewayanti